Semua lereng berada dalam keadaan keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium), artinya mereka selalu beradaptasi dengan kondisi baru, salah satunya dengan cara gerakan massa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gerakan massa, hampir di semua kasus mereka bekerja saling terkait (interrelated):
- Perubahan dalam sudut lereng (slope angle), Merupakan faktor paling utama dalam gerakan massa. Semakin curam lereng, semakin besar komponen gravitasi yang bekerja sejajar lereng, semakin tidak stabil lereng, dan semakin besar kemungkinan terjadinya gerakan massa.
- Berkurangnya kekompakan material akibat pelapukan (weathering and climate), Semakin lapuk suatu material, semakin besar kemungkinan terjadinya gerakan massa. Tingkat pelapukan mempengaruhi kuat geser suatu batuan.
- Bertambahnya kandungan air (water content), Bertambahnya kandungan air menambah berat massa batuan dan sekaligus mengurangi kuat geser batuan tersebut, sehingga menambah besar kemungkinan terjadinya gerakan massa. Khusus untuk lempung yang seringkali berfungsi sebagai bidang gelincir gerakan massa, air dalam jumlah banyak dapat mengisi mengisi pori-pori dan mempermudah mineral lempung yang pipih untuk saling bergeser.
- Perubahan tumbuhan penutup lahan (vegetation cover) Akar tumbuhan menyerap air dari suatu lereng, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gerakan massa. Sistem akar tumbuhan juga menstabilkan lereng dengan cara mengikat partikel tanah dan merekatkan tanah pada batuan dasarnya. Bila tumbuhan penutup lereng berkurang atau hilang, maka kemungkinan terjadinya gerakan massa bertambah.
- Pembebanan (overloading), Umumnya akibat aktivitas manusia, seperti penimbunan atau penumpukan material diatas suatu lereng. Penambahan beban menyebabkan bertambahnya tekanan air pori yang dapat mengurangi kuat geser batuan.
Faktor Geologi dalam Kestabilan Lereng
- Perlapisan batuan yang miring searah lereng rentan terhadap gerakan massa. Bertambahnya sudut lereng akibat aktivitas sungai, bertambahnya beban massa batuan akibat bertambahnya kandungan air, dapat memicu terjadinya gerakan massa.
- Bidang retakan miring searah lereng rentan terhadap gerakan massa. Bertambahnya lebar bidang retakan akibat pelapukan kimiawi dapat mengurangi kuat geser batuan dan menjadi faktor pemicu terjadinya gerakan massa.
Berbagai faktor tersebut menyebabkan gerakan massa dengan cara mempengaruhi ketidakstabilan lereng, namun hampir semua gerakan massa yang cepat dipicu oleh suatu gaya yang mengganggu keseimbangan lereng.Mekanisme pemicu yang paling banyak terjadi adalah
- Getaran gempabumi
- Penambahan jumlah air permukaan akibat hujan yang sangat lebat.
- Beberapa pemicu lainnya yang tidak lazim adalah letusan gunung berapi, bunyi petir, letusan dinamit pada penambangan,
0 komentar:
Post a Comment