Friday, 6 November 2015

Analisis Kestabilan Lereng Metode Hoek and Bray

Pada dasarnya seluruh metoda analisis kemantapan lereng memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh lereng yang optimal maksudnya adalah dengan kondisi aman tetapi tetap ekonomis untuk direalisasikan. Secara umum tujuannya sebagai berikut: 
  1.  Menentukan kondisi kestabilan lereng  
  2. Memperkirakan bentuk keruntuhan atau longsoran yang mungkin terjadi.  
  3. Memprediksi tingkat kerawanan lereng terhadap resiko longsor.   
  4. Merancang suatu lereng yang optimal dan memenuhi kriteria keamanan dan kelayakan yang ekonomis. 
Maka penyelidikan lapangan dan laboratorium harus dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan data-data hasil pengujian laboratorium yang nantinya akan sangat berpengaruh pada kekuatan massa batuan sebagai parameter input dalam perhitungan nilai faktor keamanan, metode perhitungan kestabilan lereng ini dapat dikatakan metode untuk mengetahui nilai faktor keamanan yang paling sederhana, ada banyak metode yang dapat digunakan seperti Bishop, Fellenius, Morgenstern Price, Janbu dan masih banyak metode yang lainnya yang nanti akan dibahas pada bagian lain.. 

Hoek sendiri memberikan beberapa kriteria untuk lereng yang stabil, saya tampilkan pada gambar dibawah ini;


Parameter ini didapat dari hasil pengujian fisik batuan dan pengujian mekanik batuan seperti nilai kuat tekan batuan (UCS), kohesi, sudut geser dalam, densitas material, dan banyak lagi yang nanti akan kita bahas pada kesempatan lain. 

Dalam penyelidikan tersebut juga harus dilakukan investigasi dan pemantauan lapangan secara rutin untuk mengevaluasi potensi-potensi bahaya pada lereng. Identifikasi kondisi air tanah pada daerah pengamatan dilakukan terhadap kondisi rembesan air yang dijumpai yaitu: 
  • kering (completely dry),
  •  lembab (damp), 
  • basah (wet), 
  • menetes (dripping) 
  • dan mengalir (flowing). 

Pada penggambaran pola air tanah metode yang dikemukakan oleh Hoek and Bray dimana metode ini menggambarkan lima buah pola aliran tanah dari kondisi kering sampai kondisi jenuh, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisa lereng dengan metoda Hoek dan Bray adalah sebagai berikut:
  1. Tentukan kondisi air tanah yang akan terjadi pada lereng dan pilih chart yang paling mendekati kondisi tersebut.
  2. Hitung nilai rasio tak berdimensi c/(gH.tanf) dan temukan nilai ini pada skala sirkular bagian luar. 
  3. Ikuti garis radial dari nilai pada langkah 2 sampai perpotongannya dengan kurva kemiringan lereng. 
  4. Temukan harga tanf/F atau c/gHF yang sesuai dan hitung Faktor Keamanan.


Berikut chart Hoek and Bray berdasarkan dari kondisi air tanahnya, seperti yang dijelaskan pada tabel sebelumnya.




Sebagai contoh pada analisis fk lereng, dianalisis dengan kondisi lereng natural, dengan data masukan untuk metoda grafis Hoek and Bray sebagai berikut:








  
Berdasarkan analisis menggunakan metoda grafis Hoek and Bray diperoleh nilai faktor keamanan lereng dengan kondisi lereng natural, sebesar pada nilai kritisnya 1,047 FK < 1,25 artinya lereng berada pada kondisi tidak aman.



Jika masih ada bagian yang tidak jelas atau sekedar untuk diskusi silahkan komen :)





No comments:

Post a Comment